Monday, March 26, 2007
The Art of War - Sun Tzu #02
Pengantar:
Artikel karangan asli dari mas Nur Agustinus di Surabaya ini menjadi bacaan favouriteku di bulan ini. Selain bisa nambah wawasan yang tentunya berguna untuk mendukungku dalam menjalankan kewajiban di pekerjaanku. Artikel sengaja dibuat berseri oleh pengarangnya (yang juga seorang yang low profile dan kusuka pribadinya) dipercaya agar memudahkan bagi yang ngebaca untuk lebih memahami, semoga demikian kiranya.
Bagaimana Menjadi 'Panglima' Yang Berhasil
Sudah jelas, keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari pemimpinnya.
Demikian juga, keunggulan suatu pasukan selain karena kehebatan dari para
prajuritnya, namun panglimanya jauh lebih menentukan. Hal ini disebabkan,
dengan panglima yang hebat, maka prajurit yang ada bisa dilatih dengan baik,
sementara dengan panglima yang buruk, prajurit yang baik berubah menjadi
buruk.
Namun, menurut Sun Tzu, ada lima sifat berbahaya dalam kepribadian seorang
panglima yang bisa membawa kehancuran. Itu harus dihindari. Bagaimana
implikasinya dalam bisnis?
Sifat pertama yang berbahaya adalah panglima yang terlalu berani mati
sehingga dapat terbunuh. Ini terlihat sekali dalam bidang usaha, seorang
pengusaha atau pemimpin yang terlalu nekad, berani ambil resiko, melakukan
spekulasi membabi-buta, sehingga bukan keuntungan yang diraih melainkan
mengalami kerugian besar.
Sebaliknya, sifat kedua yang menurut Sun Tzu harus dihindari adalah takut
mati. Karena panglima yang takut mati akan dengan mudah dapat ditangkap.
Memang sungguh tepat apa yang diungkapkan Sun Tzu, bahwa pengusaha atau
manajer yang terlalu ragu-ragu dalam mengambil resiko atau peluang, dapat
dengan mudah dikalahkan oleh pesaing. Dari dua sifat negatif tadi, Sun Tzu
mengajarkan agar tidak terlalu berani mati tetapi juga tidak takut mati.
Kita harus bisa menempatkan diri dan mengatur porsi keberanian yang kita
miliki.
Sifat negatif ketiga adalah terburu-buru dan cepat naik darah. Karena sifat
ini bisa membuat sang panglima merasa terhina yang berakibat ia tidak dapat
berpikir secara terarah. Demikian pula, pemimpin yang mudah emosi dan mudah
terpancing, dapat dibakar emosinya sehingga akhirnya melakukan kesalahan
yang tidak perlu.
Lebih jauh Sun Tzu menerangkan bahwa sifat keempat yang harus dihindari
adalah panglima yang terlalu bersih dan selalu berusaha menjaga nama
baiknya, karena dengan demikian ia dapat mudah dipermalukan. Ini juga bisa
diterapkan dalam dunia bisnis, karena pemimpin yang terlalu idealis tidak
bisa luwes dalam masyarakat, akhirnya membuat ia kurang bisa diterima.
Sifat mudah kasihan menurut Sun Tzu juga harus dihindari. Sebagai panglima,
sifat mudah kasihan tidak baik karena suasana hati mudah terganggu dalam
membuat keputusan. Itulah sebabnya, dalam bisnis diperlukan pemimpin yang
tegas, mampu membuat keputusan dalam waktu singkat. Pemimpin yang terlalu
dan mudah kasihan pada karyawannya akan menyebabkan kurang bisa tega dalam
melancarkan suatu persaingan yang keras dan menuntut anak buahnya. Tidak
berani menghukum dan menghindari konflik dengan bawahan sendiri karena
kasihan.
Sun Tzu mengemukakan, pasukan yang kuat prajuritnya tetapi lemah perwiranya
akhirnya pasti membangkang. Pasukan yang kuat perwiranya tetapi lemah
prajuritnya akhirnya pasti tenggelam.
Hal yang sama dalam menyusun strategi bisnis, perusahaan yang pandai dan
kuat karyawannya namun manajer/pemimpinnya kurang pintar, pasti dapat
diperkirakan akan terjadi pemberontakan atau bawahan yang tidak patuh pada
perintah. Sebaliknya yang terlalu pandai manajernya namun anak buahnya
lemah, pasti tidak akan berhasil mengatasi masalah dengan baik. Itulah
sebabnya dibutuhkan manajer atau pemimpin yang bisa membina anak buahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment